ARTIKEL PENELITIAN GURU BIMBINGAN KONSELING TENTANG PACARAN
- Kamis, 07 Maret 2024
- Administrator
- 0 komentar
PACARAN REMAJA DI LINGKUNGAN SEKOLAH
SMP NEGERI 1 KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2022/2023
Oleh : Niken Utari, S.Pd
(Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan)
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa.Masa remaja juga seringkali dirasa sebagai salah satu masa paling indah dibanding masa yang lainnya. Hal itu terjadi disebabkan pada saat remaja, kita banyak mengalami peralihan dari sisi kedewasaan, cara berfikir, perkembangan sistem reproduksi,perubahan suasana hati. Oleh karena itu saat seseorang berada dimasa peralihan ini,remaja sering kali merasa bingung dalam menentukan jati diri mereka. Remaja sering mencoba segala hal demi menentukan siapa diri mereka sebenarnya.
Pacaran dikalangan siswa SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan bukanlah fenomena yang baru saja terjadi. Para siswa memaanfaatkan kedekatan hubungan berpacaran mereka saat masih berada dilingkungan sekolah. Biasannya pada saat jam istirahat berlangsung, pasangan remaja menjalin hubungan berpacaran saat berada di luar kelas atau kantin sekolah untuk sekedar ngobrol dan melakukan aktifitas bersama. Siswa yang berpacaran selalu menghabiskan waktu untuk berdua dan banyak mengabaikan atau bergaul dengan teman-teman yang lainnya,sehingga hubungan sosial di lingkungan sekolah tidakdapat berjalan dengan baik. Terlebih di dalam ajaran agama pacaran tidak di perbolehkan dan dapat mengganggu proses belajar siswa. Hal tersebut membuat penulis mengangkat tema tentang “Pacaran Remaja di Lingkungan Sekolah SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan”. - Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah akan
dijabarkan dalam pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa yang dilakukan siswa SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan selama
berpacaran?
b. Mengapa siswa SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan melakukan perilaku
tersebut?
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui perilaku siswa SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan dalam
berpacaran
b. Untuk mengetahui penyebab perilaku selama berpacaran pada siswa SMP Negeri 1
Kota Tangerang Selatan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut DeGenova dan Rice (2015) penegertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan Dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas Bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Faktor dominan yang mendorong remaja untuk berperilaku pacarana adalah faktor dukungan sosial, faktor lingkungan, dan adanya kebersamaan yang sering terjadi dalam suatu kegiatan yang menyebabkan anak memutuskan dan berniat untuk berpacaran. Menurut Wijayanto (2003:15) pacarana adalah sebuahhubungan yang dibangun atas dasar komitmen, berangkat dari rasa ‘cinta’untuk memiliki seluruh potensi yang dimiliki pasangan, sambil berproses menuju level yang lebih serius, serius menikah atau justru serius untuk
berpisah. Jika pacaran dilakukan tanpa iman, hasilnya tiga bulan pasca jadian, pelaku pacaraan akan melakukan aktifitas seks. Tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Jadian
b. Sudah resmi berpacaran (merasa memiliki)
c. Jalan bareng(berboncengan, berpegangan tangan, pegang pinggang)
d. Main kerumah, masuk kamar, berani mencium pipi dan bibir
e. Keberanian bertambah-tambah penasaran merasa mendapat legitimasi
f. Petting sex
g. Sexual Intercoure
Hal tersebut yang sangat menjadi mengkhawatirkan apabila terjadi di usia remaja.
Dikarenakan remaja belum bisa berfikir lebih jauh tentang resiko dan bahaya dari hal-hal tersebut. Perilaku berpacaran pada usia remaja memiliki pengaruh dalam kehidupan pribadi mereka.
Dampak negative pacaran bagi remaja menurut Sulaiman (dalam http://rzki33.blogspot.co.id ,20:15) adalah sebagai berikut:
- Remaja mudah terjerumus ke perzinahan. Dari penelitian yang dilakukan oleh sebuah Lembaga swadaya Masyarakat telah ditemukan kasus banyak remaja putri usia sekolah telah mengalami kehamilan tidak dikehendaki(KTD) dan banyak melakukan aborsi karena mereka pacarana kelewat batas;
- Menipisnya iman. Remaja yang ibuk pacaran akan lupa ibadah, lupa sholat, dan lupa nilai-nilai agama;
- Sering munafik. Pacaran sering di ikuti sikap untuk menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya seperti mengaku kaya. Mengaku orang penting dan sebagainya. Disamping itu pecaran membuat kita sering berbohong dengan orang tua jika pulang terlambat karena keasyikan pacarana;
- Menurunnya produktivitas dalam berkarya. Pacaran biasanya disibukkan dengan acara berdua-duaan, jalan-jalan dan kegiatan tidak produktif lainnya. Belum jika terjadi pertengkaran atau hal lain yang membuat orang malas berkarya;
- Gaya hidup menjadi boros. Pacaran butuh biaya untuk jalan-jalan, makan-makan, tiket nonton pertunjukan, pulsa, parfum, dan sebagainya. Jaran gada orang tua memberikan anggarankhusus untuk pacarana. Akhirnya orang menggunakan alokampakasi anggaran lain untuk kegiatan pacarana sehingga gaya hidup akan menjadi boros.
Sedangkan dampak positif perilaku berpacaran menurut Ariand (dalam
https://www.dapidas.com , 20:13) adalah:
- Memiliki motivasi dalam belajar karena dukungan dari sang pacar. Kalau kehadiran atau adanya sang pacar dijadikan untuk memotivasi remaja supaya lebih rajin belajar, lebih meningkatkan nilai, maka pacarana itu mengakibatkan dampak positif bagi remaja.
- Memperluas pergaulan. Para remaja saling memperkenalkan diri dengan orang tua,adik, kakak, saudara, teman dan sahabat satu sama lain. Hal ini mengakibatkan semakin memperluas pertemanan remaja tersebut. Semakin banyak yang kenal dengan remaja tersebut maka semakin luas pergaulannya.
- Timbulnya perasaan aman, tenang, nyaman, bahagia dan terlindung saat bersama pacar. remaja merasakan perasaan nyaman saat bersama dengan pasangannya.
Dampak perilaku berpacraan yang dilakukan oleh remaja sering kali berbeda-beda. Hal ini tergantung dari bagaimana pasangan remaja menyikapi hubungan pacarana mereka. Ada bersikap saling menjaga satu sama lain. Adapula yang bersikap seakan ingin mencoba yang melakukan segala hal dengan pasangannya. Adapun bentuk dari dari perilaku berpacaran yang mereka lakukan akan memiliki dampak pada masing-masing individu yang menjalaninya.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua subyek yaitu MA dan AA kelas IX SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan adalah kedua subyek telah melakukan aktifiktas berpacaran seperti ngobrol berdua, berpegangan tangan dan berpelukan. Kedua subyek mengaku melakukan aktifitas tersebut saat sedang berduaan ditempat sepi. Perilaku berpacaran yang dilakukan oleh kedua subyek penelitian didorong oleh perasaan jatuh cinta,seringnya bertemu dalam kegiatan sekolah dan menghidari perasaan kesepian . Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan tema yang diperoleh, maka diharapkan konselor sekolah beserta guru lebih mendalami permasalahan yang terjadi pada masa perkembangan remaja serta
lebig kongkret dalam memberikan layanan terkait perilaku berpacaran agar siswa SMP Negeri 1 Kota Tangerang Selatan tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.